July 13, 2008

Seekor Semut dan Sebuah Soft Lens.

. July 13, 2008

Brenda adalah seorang gadis muda yang diajak mendaki tebing oleh
teman-temannya. Walau sebenarnya ia takut melakukannya, ia memutuskan untuk
tetap pergi bersama mereka mendaki sebuah tebing granit yang curam.

Di luar rasa takutnya itu, ia memasang perlengkapannya, berpegang pada
tambang dan kemudian memulai pendakian. Akhirnya ia sampai pada suatu
pijakan di mana ia bisa menarik nafas sejenak. Tetapi di saat ia tengah
berhenti, secara tidak sengaja matanya terbentur tali pengaman yang
terikat di tubuhnya sehingga membuat soft-lensnya terlepas. Ia tengah di
suatu pijakan tebing yang berada ratusan meter di atas tanah dan ratusan
meter pula tebing di atasnya yang masih harus didaki.

Ia melihat dan melihat sekelilingnya, sambil berharap dapat menemukan
soft-lensnya yang terlepas itu, tapi ternyata ia tidak dapat
menemukannya. Ia berada jauh dari rumah dan penglihatannya sekarang buram. Ia
putus asa dan mulai merasa gelisah, kemudian ia mulai berdoa kapad Tuhan
agar menolongnya menemukan soft-lens itu.

Ketika ia sampai di puncak tebing, temannya membantu mencari dengan
memeriksa bajunya dengan harapan dapat menemukannya, tetapi soft-lens itu
tetap tidak dapat ditemukan. Ia duduk dgn perasaan yang hilang
pengharapan, beristirahat dengan sebagian rombongan sambil menunggu rombongan
lainnya.

Sambil termenung, Brenda melihat gunung-gunung di sekitarnya, tiba-tiba
teringat olehnya sepotong bagian dari ayat Alkitab yang tertulis, "mata
Tuhan menjelajah seluruh bumi" (II Tawarikh 16:9). Ia kemudian berdoa
di dalam hatinya, "Tuhan, Engkau dapat melihat semua gunung-gunung.
Engkau juga mengetahui setiap daun dan batu yang ada di gunung ini, dan
Engkaupun tahu dengan pasti di mana soft-lensku berada. Ya Tuhan,
tolonglah aku."

Akhirnya mereka turun ke bawah melalui jalan yang kecil. Sesampainya di
bawah, mereka bertemu dengan rombongan lain yang baru mau memulai
pendakian. Tiba-tiba seorang dari mereka berteriak, "Halo teman, adakah di
antara kalian yang kehilangan soft-lens?"

Tentu saja hal ini cukup mengejutkan, tetapi tahukah anda bagaimana
pendaki itu menemukannya?

Pendaki itu melihat seekor semut kecil sedang bergerak secara perlahan
di permukaan tebing sambil membawa sebuah soft-lens.

Brenda memberitahukan saya bahwa ayahnya adalah seorang kartunis.
Ketika bercerita kepada ayahnya mengenai kejadian luar biasa tentang seekor
semut, doa dan soft-lensnya yang hilang, ayahnya kemudian menggambar
sebuah kartun tentang seekor semut memikul sebuah soft-lens dengan
tulisan, "Tuhan, aku tidak tahu mengapa Engkau menginginkan aku untuk membawa
benda ini. Saya tidak dapat memakannnya dan benda ini sangatlah berat.
Tetapi bila itu memang kehendakMu, aku akan membawakannya untukMu."

Tuhan Yesus telah merendahkan diriNya dan rela menderita menanggung
semua beban dosa kita. Biarlah kita juga belajar merendahkan diri, sehati
sepikir, dalam satu kasih, satu jiwa dan satu tujuan. Adakalanya dalam
keadaan yang sukar, kita dapat belajar untuk berseru, "Tuhan, saya
tidak mengerti mengapa Engkau menginginkan saya memikul beban ini. Saya
tidak melihat ada hal yang berguna di dalamnya dan beban ini sangatlah
berat. Tetapi kalau ini adalah kehendakMu, saya akan melakukannya."

Janganlah meminta pelayanan sesuai kekuatan kita, tetapi mintalah
kekuatan sesuai dengan pelayanan kita.

"Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan
kepadaku." Filipil 4:13.

* A true story by Josh & Karen Zarandona

0 comments:

 

© Copyright 2007-2008. Fresh Juice For The Soul . All rightsreserved | aminati-blog.blogspot.com is proudly powered by Blogger.com | Template by o-om.com